Monday, January 29, 2018

JENIS-JENIS SIGER

SIGER


(Siger, sigokh) adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan,atau logam lain yang dicat dengan warna emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya. Pada zaman dahulu, siger dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung tidak hanya sebagai mahkota pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.

Jeni-jenis Siger
Siger Saibatin


Siger pada suku Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh dan dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya, ini memiliki makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu Suttan/dalom, Raja jukum/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton, gelar/adok ini hanya dapat digunakan oleh keturunan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan, dimana kalau bukan anak raja dia tidak berhak menggunakan gelar/adok raja begitu juga dengan gelar/adok lainnya.

Sedangkan bentuknya, siger saibatin sangat mirip dengan Rumah Gadang Kerajaan Pagaruyung seperti Istano Si Linduang Bulan, yaitu rumah pusaka dari keluarga besar ahli waris dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung dan juga Museum Adityawarman di daerah Minangkabau, Provinsi Sumatra Barat. Karena itulah maka adat budaya Lampung saibatin mendapat pengaruh dari kerajaan Pagaruyung, hal ini sangat berkaitan dengan sejarah berdirinya Paksi Pak Sekala Bekhak (Buay Bejalan Diway, Buay Pernong, Buay Nyerupa dan Buay Belunguh), dimana pada masa masuknya Islam di daerah Lampung pada masa kerajaan di tanah sekala bekhak, mendapat pengaruh dari kerajaan pagaruyung yang di sebarkan oleh Ratu Ngegalang Paksi. Selain itu banyak kesamaan antara adat saibatin dengan adat pagaruyung seperti pada saat melangsungkan pernikahan, tata cara dan alat yang digunakan banyak kemiripan.

Siger Pepadun

Siger pepadun memiliki lekuk Sembilan yang berartikan ada Sembilan Marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Megou. Tapi bentuk dari siger pepadun sangat mirip dengan buah sekala, hal ini pun bukan mustahil dikarenakan kerajaan sekala bekhak merupakan cikal bakal ulun lampung, dan proses terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran orang lampung dari dataran tinggi Sekala Bekhak di Gunung Pesagi.
Ini dapat dilihat dari Buay Bejalan Diway bahwa Ratu Dipuncak meninggalkan kerajaan Sekala Bekhak untuk mencari daerah baru bersama keluarganya, Ratu Dipuncak memiliki empat orang putra yaitu Unyi, Unyai, Subing dan Nuban yang merupakan keturunan Paksi Buay Bejalan Diway serta lima Marga lainnya yaitu Anak Tuha, Selagai, Beliyuk, Kunang dan Nyerupa yang merupakan keturunan dari tiga Paksi lainnya sehingga menjadi Abung Siwo Mego.
Namun berbeda dengan siger pesisir yang mirip rumah gadang, siger pepadun justru mirip dengan buah sekala. Seiring dengan penyebaran penduduk dan berdirinya beberapa kebuayan maka yang menggunakan adat pepadun bukan hanya abung tetapi juga oleh kebuayan lain yang kemudian membentuk masyarakat adat sendiri, seperti Megou Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan), Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Masyarakat, Minak Demang Lancar atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi), serta Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur).
Siger Tuha
Siger tuha (tua), merupakan siger yang digunakan pada zaman animisme hindu-budha. Siger ini masih dapat dijumpai karena masih ada yang menyimpannya khususnya pada kesultanan paksi pak sekala bekhak. Pada zaman dahulu siger tidak memiliki aturan pada jumlah lekuk yang digunakan, dan yang boleh menggunakan hanya keturunan saibatin(bangsawan) saja atau sama dengan mahkota pada raja-raja saja. Pada siger tua jelas terlihat berbentuk buah sekala dengan hiasan pohon sekala diatasnya. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siger  itu menggambarkan tentang sekala.

PERHIASAN TRADISIONAL ADAT LAMPUNG

PERHIASAN TRADISIONAL ADAT LAMPUNG


Salah satu parameter ketinggian budaya suatu suku bangsa dapat dilihat dari tingkat kemajuan seni kriyanya. Perwujudan dari perkembangan seni kriya tersebut dapat dilihat dari keterampilan dalam membuat busana dan aksesoris perhiasan tradisional.

Ciri khas yang tercermin dari bentuk, motif ornamen, dan makna simbolik yang terkandung di dalam aksesoris tradisional menunjukkan tingkat perkembangan kebudayaan suku bangsa tersebut. Masyarakat Lampung secara turun-temurun telah mewarisi keterampilan yang maju dalam pembuatan aksesoris tradisional khas daerahnya.

Fungsi estetika dari aksesoris atau perhiasan adalah untuk memperindah penampilan pemakainya. Selain estetika, aksesoris tradisional memiliki fungsi sosial, memberi ciri terhadap stratifikasi atau status sosial si pemakainya di tengah masyarakat. Di samping itu, aksesoris tradisional juga memiliki fungsi simbolik. Aksesoris yang dikenakan memberikan pesan tersirat dan makna simbolik tertentu, khususnya dalam ritual adat. Dari ketiga fungsi tersebut, aksesoris tradisional Lampung memiliki karakter yang lebih menonjol dalam fungsi sosial serta fungsi simboliknya.



PERHIASAN PRIA LAMPUNG

SIGOKH



Merupakan mahkota khas Lampung yang merupakan simbol keagungan Budaya Lampung yang dikenakan oleh Kebayan (Pengantin) dan Bangsawan Lampung. Sigokh yang dikenakan oleh Pria Lampung berarti juga melambangkan hirarki seseorang didalam Adat. Dalam Addat Saibatin, Sigokh pada Pria dikenakan oleh mereka yang beradoq Radin, Minak, Kimas, dan Mas yang mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sedangkan bagi Bangsawan Lmpung Saibatin Suttan juga para Raja dan Batin mengenakan mahkota yang disebut Tungkus yang masing-masing juga mempunyai ciri yang berbeda. Sigokh dikenakan saat Tayuhan seperti Pernikahan dan acara Adat lainnya. Bentuk Sigokh adalah merupakan manifestasi dari Garuda yang sedang mengepakkan sayapnya.

Perhiasan Dada
Perhiasan dada berupa perhiasan yang dikenakan dileher hingga sebatas pinggang.
Kalung Papan Jajar, yaitu kalung pada bagian depan menyerupai lempengan siger kecil atau perahu yang bersusun dengan jumlah 3 buah dengan ukuran yang berbeda. Makna yang terkandung adalah merupakan symbol dari kehidupan yang baru yang akan mereka arungi dan dilanjutkan secara turun temurun.

Kalung Buah Jukum yaitu bentuk buah jukum yang dirangkai menjadi kalung. Melambangkan agar mereka mendapat keturunan.
Perhiasan dada, yaitu selempeng jenis perhiasan kalung yang digantung melintang dari bahu hingga pinggang. Yaitu selempang pinang (kalung panjang yang terdiri dari buah yang menyerupai bunga).
Perhiasan Lengan
Perhiasan lengan dan tangan Perhiasan ini adalah sejenis perhiasan yang umumnya dikenakan pada lengan atas siku dan pergelangan tangan, yang dipakai adalah:
Gelang Burung, bentuk gelang pipih bagian atas agak lebar dan ditempel gambar burung garuda yang sedang terbang. Burung garuda bagi masyarakat lampung bermakna dan sangat tinggi yaitu lambang dunia atas, selain itu kendaraan bagi kedua mempelai dalam mengarungi kehidupan yang panjang dalam kehidupan kekerabatan. Dipakai pada lengan kiri dan kanan di bagian paling atas.
Gelang Kano, bentuk gelang nyerupai ban, bagian tengah menyudur. Gelang kano di pakai dibagian kiri dan kanan dibawah gelang burung garuda yang maknanya menyimbolkan setelah berkeluarga diharapkan dapat membatasi perbuatanya dan berusaha berbuat baik.

Gelang Bibit yang dipakai di lengan kiri dan kanan dibawah gelang kano. Makna simbolnya adalah agar mendapatkan keturunan yang baik dan kelak menjadi suri tauladan bagi keturunanya.

PERHIASAN WANITA LAMPUNG


(Siger, Sigokh) adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warnja emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya. Pada zaman dahulu, siger dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung tidak hanya sebagai mahkota pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.
  • Siger Saibatin
  • Siger Pepadun
  • Siger Tuha

Perhiasan Dada
Kalung Papanjajar adalah kalung bagian depan menyerupai lempengan siger keil atau perahu bersusun yang disusun kebawah yang berjualan tiga buah dengan ukuran yang berbeda. Makna simbolisnya adalah merupakan dari simbol kehidupan baru yang akan mereka arungi dan akan dilanjutkan secara turun temurun.
Kalung Ringit/Dinar, kalung bagian muka berupa uang ringit sebanyak sembilan buah.
Kalung Buah Jukum, adalah bentuk menyerupai buah jukum yang dirangkai menjadi kalung. Makna simbolisnya agar mereka mendapat keturunan.
Perhiasan Lengan
Perhiasan tangan/lengan yang dipakai pengantin wanita sama dengan yang dipakai pengantin laki laki. Begitu juga dengan fungsi dan maknanya gelang burung, gelang kano, gelang bibit, dan gelang duri/durian/arap, hanya saja pada pengantin wanita memegang buah mangis.

Thursday, January 18, 2018

Sejarah Kain Tapis Lampung

Sejarah Kain Tapis Lampung


Image result for gambar kain tapis   Image result for gambar kain tapis


Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Karena itu munculnya kai tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenunannya, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat. Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang lampung telah menenun kain Brokat yang disebut Nampan (Tampan) dan kain Pelepai sejak abad II masehi. Motif kain ini ialah kait dan konci (Key and Rhomboid shape), pohon hayat danbangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh. Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun Lampung juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan ragam hias di daerah lai. Hal ini terlihat dari unsur-unsur pengaruh tradisi Neolithikum yang memang banyak ditemukan di Indonesia. Masuknya agama islam di Lampung, ternyata juga memperkaya perkembangan kerajinan tapis ini. Walaupun unsur baru tersebut telah berpengaruh, unsur lama tetapi dipertahankan.  Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat memungkinkan penduduknya mengembankan suatu jaringan maritim. Dunia kemaritiman atau disebut dengan jaman bahari sudah mulai berkembang sejak jaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara tahun 1500-1700.

Bermula dari latar belakang sejarah ini, imajinasi dan kreasi seniman pencipta jelas mempengaruhi hasil ciptaan yang mengambil ide-ide pada kehidupan sehari-hari yang berlangsung disekitar lingkungan seniman dimana ia tinggal. Penggunaan transportasi pelayanan saat itu dan alam lingkungan laut telah memberi ide penggunaan motif hiaas pada kain kapal. Ragam motif kapal pada kain kapal menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan. Dalam perkembangannya, ternyata tidak semua suku lampung menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Diketahui suku Lampung yang umum memproduksi dan mengemangkan tenun Tapis adalah suku Lampung yang beradat Pepadun.

Bahan dan Peralatan Tenun Tapis Lampung

Bahan Dasar Tapis Lampung : Kain tapis Lampung yang merupakan kerajinan tenun tradisional masyarakat Lampung ini dibuat dari benang katun dan benang emas. Benang katun adalah benang yang berasal dari bahan kapas dan digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang dipakai untuk membuat ragam hias pada tapis dengan sistim sulam. Pada tahun 1950, para pengerajin tapis masih menggunakan bahan tenun. Proses pengolahannya menggunakan sistim ikat, sedangkan penggunaan benang emas telah dikenal sejak lama.

Bahan-bahan baku itu antara lain :

  • Khambak/kapas digunakan untuk membuat benang.
  • Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.
  • Pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan benang.
  • Akar serai wangi untuk pengawet benang.
  • Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah.
  • Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewara hitam.
  • Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat.
  • Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru.
  • Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.
Pada saat ini bahan-bahan tersebut diatas tersebut sudah banyak diperdagangkan di pasar. Peralatan Tenun kain tapis : Proses pembuautan tenun kain tapis menggunakan peralatan-peralatan sebagai berikut :

  • Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebellum dipasang pada alat tenun.
  • Mattakh yaitu alat untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian

Alat-alat :

  • Terikan (alat mengulung benang)
  • Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mettakh)
  • Belida (alat untuk merapatkan benang)
  • Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang).
  • Apik (alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan)
  • Guyun (alat untuk mengatur benang)
  • Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)
  • Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang)
  • Terupong/Teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan)
  • Amben (alat penahan punggung penenun)
  • Tekang yaitu alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas.


Advertisements

Thursday, January 11, 2018

ARTI DIBALIK BAJU ADAT TRADISIONAL LAMPUNG

Arti Dibalik Baju Adat Tradisional Lampung

Image result for baju adat lampung

Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni dan budaya, Hal ini dikarenakan Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang masing-masing daerahnya mempunyai budaya dan tradisinya sendiri. Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, provinsi Lampung juga mempunyai tradisi, budaya dan seni tersendiri, yang merupakan ciri khas dan tentunya juga merupakan kebanggaan dari daerah Lampung. Salah satu ciri khas daerah Lampung yang berbeda dengan daerah-daerah lainnya adalah dalam hal pakaian adat.


Tetapi sayangnya ciri khas dan kebanggaan daerah tersebut saat ini sudah banyak Terlupakan oleh generasi generasi muda sekarang khususnya generasi muda Lampung, Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat semakin dinamis, dengan maksud, bahwa pada zaman teknologi dan dalam perkembangannya sebagai bangsa di tengah-tengah pergaulan dunia, keterbukaan budaya dan interaksi dengan kebudayaan asing, masyarakat berkembang mengikuti perkembangan zaman, tentu terjadi perubahan-perubahan. Seperti contoh perubahan rasa, dalam hal cita rasa yang dimiliki oleh setiap individu tentu selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yang tentunya hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya pengetahuan generasi generasi yang akan datang akan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita akibat derasnya arus budaya asing dan laju pembangunan dalam kehidupan bangsa yang dilakukan saat ini.

Tradisi sebagai akar arkeologis kebudayaan suatu bangsa yang tumbuh dalam diri manusia sebagai makhluk budaya, dalam konteksnya dengan kehidupan sehari-hari, harus terus-menerus ditemukan lagi makna kultural nya agar tidak membeku dan menjadi involusi, sehingga baiknya kita sebagai generasi muda Lampung yang memiliki kebudayaan tradisi harus mengetahui sejak dini nilai nilai simbolik yang melekat dari baju adat dimaksud, karena semakin lama akan semakin langka orang tua atau sesepuh yang memahami tentang makna kultural dari baju adat Lampung tersebut. Untuk mengingatkan kita akan arti penting nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam baju adat Lampung, berikut arti cultural dari baju adat tersebut:

1. Siger
Sebagai mahkota adat Putri Lampung, tersebut dari bahan logam berwarna kuning keemasan, berbentuk gerigi lancip dan diatasnya berlekuk-lekuk. Dikenakan di kepala sebagai mahkota kehormatan/ keagungan dan kebesaran adat yang dipakai pada upacara-upacara adat/ begawi, maupun penobatan gelar atau acara-acara resmi menyambut tamu agung kendaraan. Pada Siger pepadun terdapat 9 Jurai yang melambangkan 9 Marga asal Lampung. Conan pada Zaman sebelum masehi di skala berak ( pada saat penyebaran penduduk di Asia) di Bukit Pesagi terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil, tapi mereka kalah oleh penduduk asli( suku Tumi), di Bukit Pesagi itu terdapat pohon (meransa kePampang) yang disembah oleh suku Tumi, pohon ini sejenis pohon nangka yang getahnya beracun, akarnya di atas dan daunnya di bawah sehingga membuat suku Tumi tersebut mengusir para pendatang. Yang mengalahkan suku Tumi tersebut adalah 9 orang dari perwakilan Marga Marga, dari kesembilan orang tersebut 2 orang mati dan 7 orang selamat. Untuk menghormati mereka maka pada Siger pepadun dibuat 9 puncak puncak. Tapi pada Siger pesisir hanya terdapat tujuh Puncak, Conan dikarenakan mereka hanya menghitung orang yang kembali saja.


2. Pesangko
Semacam Siger tapi lebih kecil, terbuat dari logam berwarna kuning keemasan. Dulu dibuat karena Siger terlalu besar untuk anak-anak maka dibuatkan Siger yang lebih kecil yaitu pesangko.

3. Ikat pujuk/ kilat akinan
Merupakan ikat kepala dari kain,  biasa dipakai oleh pria. Karena ujungnya berbentuk Lancip sehingga disebut pupuk (pojok). Ikat kepala ini dulu merupakan pakaian orang yang sudah tua. Kalau bujang biasanyaKalau bujang biasanya memakai pandan atau peci yang diikat oleh hiasan seperti duri bentuk daun pandan. Ada beberapa cara mengikat kain ini sehingga menjadi ikat kepala, diantaranya:
a. Gulos kirim (gula merah), kain tersebut diikat dari depan, segitiganya di belakang, dipakai oleh orang tua yang sudah turun jabatan atau kedudukan.
b. Punah meghem (burung sedang mengeram), kain diikat dari samping kanan dan segitiganya di samping kiri, ikat ini merupakan pakaian penyimbang yang maksudnya sebagai pelindung bagi rakyat/muridnya.
c. Tajak, kain tersebut diikat dari belakang dan segitiga atau lancipnya ada di depan.

4. Bellatung
Sebuah sanggul yang berbentuk Malang, dikarenakan pada zaman dahulu wanita berambut panjang dan jika bersisir dililitkan menjadi seperti angka 8 atau Malang.

5. Gharu
Merupakan hiasan sanggul berbentuk Sigara kecil yang dibawahnya terdapat sisir untuk ditusukkan dipanggil. Tapi sekarang Gharu Ini bisa juga tanpa sisir melainkan ditusukkan seperti tusuk konde. Gharu ini dulu dipakai sebagai baju sehari-hari yang melambangkan kecantikan dan keagungan seorang wanita.

6. Kembang melati/ kembang melur
Sebuah hiasan sanggul yang dililitkan di atas sanggul penari, terbuat dari kertas atau kain yang berbentuk kembang melati dan berarti suci dan murni. Kembang melati ini dimaksudkan untuk menambah keindahan dan kecantikan penari.


7. Peneken
Sebenarnya penekan ini tidak termasuk pakaian adat, tetapi dalam perkembangannya dibuat sebagai penambah Siger agar tidak lepas dan merusak dandan. Pendekar merupakan hiasan kepala wanita/ Putri baik yang tidak mengenakan maupun mengenakan segera atau pesangko. Hiasan ini terbuat dari kain bludru yang berhiaskan pernak-pernik.

8. Bebe
Nama salah satu unsur baju adat Putri Lampung yang berbentuk daun bunga teratai berwarna putih, yang dikenakan sebagai penutup bahu dan dada. Bebe ini ada setelah Indonesia merdeka, dulu baju yang dipakai hanya kain sampai ke dada seperti kemben Jawa, tapi setelah perkembangan zaman masyarakat memakainya untuk kesopanan sebagai penutup aurat juga untuk menambah keindahan sebuah baju.

9. Gelang bibit
Gelang ini dipakai pria maupun wanita, berbentuk lingkaran pipih dan tipis terbuat dari logam berwarna kuning keemasan. Dikatakan bibit karena gelang ini berada paling awal dari pergelangan tangan, di mana bibit itu sendiri berarti mula, awal atau benih.  Awalnya ukiran yang terdapat pada gelang ini tidak berlubang-lubang tetapi sekarang untuk menambah keindahan gelang ini ukirannya dibuat berlubang-lubang.

10. Gelang ruwi
Sebuah gelang yang dipakai bersama-sama dengan gelang bibit, Kano dan gelang burung oleh pria maupun wanita, terbuat dari logam berbentuk gerigi seperti kulit durian berwarna kuning keemasan. Gelang ini dipakai setelah gelang bibit yang melambangkan keberanian dalam menjaga keamanan dan sebagai penangkis jika ada penjahat yang menyerang.

11. Gelang kano
Gelang ini tercipta karena pengaruh dari agama Hidup, yang dipakai baik pria maupun wanita. Gelang ini lebih besar dari gelang Rugi, berbentuk belah rotan terbuat dari bahan logam berwarna kuning keemasan, gelang ini melambangkan kejayaan kekayaan dan kegagalan.

12. Gelang burung
Sebuah gelang adat pria dan wanita, yang dipakai di bahu seperti ikat bahu pada tarian Jawa tradisional, berbentuk seekor burung terbuat dari logam kuning keemasan. Gelang ini melambangkan kebebasan, dipakai diatas lengan karena burung biasanya ada di atas. Gelang ini ada karena pengaruh dari agama Hidup.

13. Pending
Sebuah ikat pinggang yang berukir burung merak melambangkan kekuasaan, keagungan dan kebiasaan, dipakai oleh pria dan wanita. Pendingin di ada karena pengaruh dari daerah luar Lampung, tetapi tidak diketahui dengan jelas Dari mana asal muasal sebenarnya dikarenakan hampir seluruh daerah di Indonesia mempunyai ikat pinggang seperti ini.

14. Bulu serette
Sejenis ikat pinggang, yang dipakai oleh pria, dan mempunyai fungsi sebagai pengikat untuk keamanan baju agar rapi. Terbuat dari kain beludru yang dihiasi Bundaran keemasan Di mana bundaran tersebut ada 7 atau 9 buah yang melambangkan status sosial si pemakai. Tetapi sekarang telah dimodifikasi dengan motif-motif ornamen keemasan lainnya. Bulu serette ini berasal dari Lampung asli sejak kerajaan Tulang Bawang.

15. Buah jukun
Merupakan aksesoris asli Lampung yang ada sejak kerajaan Tulang Bawang. Buah jukun adalah kalung adat berupa rantai berbentuk bulat bergerigi yang dipakai oleh para pria dan wanita, terbuat dari bahan logam berwarna kuning keemasan. Dinamakan buah jukun konon disebabkan karena bentuknya seperti batang jukun yang berduri-duri dan mempunyai maksud sebagai lambang kekuasaan si pemakai dalam mempersatukan masyarakatnya, dulu semakin banyak seseorang memakai buah jukun ini maka semakin tinggi status sosialnya.

16. Papan jajar/ bulan temanggal
Sebuah kalung bersusun tiga yang terbuat dari logam keemasan. Kemungkinan kalung ini berasal dari pendatang/ daerah lain, karena kalung ini sama dengan kalung dari daerah-daerah lain di luar Lampung, kalung ini melambangkan pertahanan diri.

17. Selapai
Merupakan baju adat Putri/ wanita baju adat Putri wanita semacam kain selendang yang di selempangan kan dari bahu. Sebenarnya Salapai ini dulu terdiri dari kain selendang Jung sarat, kain Cintai, kain sebagian, kain putih atau merah, hitam dan kuning, yang keseluruhannya disebut Salafi Pa'. Kain-kain tersebut melambangkan status sosial seseorang, semakin banyak seseorang memakainya maka semakin tinggi status sosialnya. Selapai ini berasal dari kerajaan Tulang Bawang.

18. Selempang pinang
Merupakan Salapai yang diselempangkan saling melintang. Sekarang selempang mengalami perubahan bentuk nya, perubahan itu terjadi sesudah kemerdekaan kira-kira pada tahun 50-an. Konon perubahan ini terjadi dikarenakan pada zaman penjajahan Jepang di mana Pada saat itu barang-barang habis, dan untuk melengkapi barang-barang tersebut tidak ada sehingga dibuatlah yang lebih praktis sekarang bentuknya terbuat dari logam kecil-kecil ditambah dengan pecahan kain kain yang dipakai menyelempang.

19. Sabik Inuh
Sebuah kalung lampung asli yang dipakai oleh pria dan wanita, berbentuk bulat telur yang bergandengan, terbuat dari logam berwarna kuning. Kalung ini melambangkan kebulatan tekad, kesatuan dan mudah pikiran.

20. Pengunten/ tepak
Sebuah peralatan tari sembah yang dibawa oleh salah seorang penari, sebagai tempat sekapur sirih yang disuguhkan kepada salah satu tamu agung/ pejabat tinggi yang hadir dalam upacara tersebuut. Sebagai sarana perkenalan, penghormatan dan penyambutan dalam tata cara lampung. Terbuat dari logam berbentuk kotak kuning keemasan.

Tuesday, January 9, 2018

BAJU ADAT PENGANTIN LAMPUNG PEPADUN


Pengantin Lampung Pepadun


Image result for baju adat pepadun


Masyarakat Lampung pepadun mendiami wilayah pedalaman. Bila masyarakat Lampung saibatin sudah tidak menonjolkan kebangsawanan, sebaliknya di kalangan masyarakat adat masih nampak, masih ada anggapan bahwa Golongan 1 lebih rendah dari golongan lain, terutama dalam pelaksanaan upacara adat. 
Dari sekian banyak busana pengantin adat Lampung pepadun, lalu dibuatkan semacam kesepakatan. Busana pengantin Lampung pepadun didominasi warna putih. Pengantin wanita mengenakan kebaya kurung warna putih dari bahan brokat yang diberi Rambi Ringgit sebanyak 12 buah. Sebagai pelapis kebaya, dikenakan selendang Sapuran dengan 8 buah Rambai Ringgit, kemudian disampirkan bebe putih sulam usus digunakan. Untuk bagian bawah, dikenakan kain tapis Jungsarat dengan rambe Ringgit 20 buah, dan bulu serrate melingkar di pinggang. Perhiasan yang dikenakan sama persis dengan pengantin wanita Abung, mulai dari Siger Suhun sebagai mahkota kalung dan juga gelang.

Pengantin pria mengenakan jas tutup warna putih dengan celana panjang putih. Kain bidak becungkil dikenakan melilit di pinggang hingga lutut,  dan di bagian luar dilapis dengan bidak Andak berbentuk segitiga, dengan ikat pinggang bulu serrate yg dikenakan di pinggang. Selendang songket/ selengkap dari bahan Jungsarat disampirkan menyilang di bahu. 

Sebagai penutup kepala dikenakan kopiah mas/ Siger pengantin pria. Menyilang didada dipasang buah jukum, lalu kalung Papang Jajar, sabik inuh dan Sabik buluh. Sama seperti pengantin abung, pengantin pria pepadun juga mengenakan gelang burung dan gelang kano. Serta terapang tersemat di pinggang yang kemudian dilapis atau dihias dengan selendang andak.

BAJU PENGANTIN ADAT LAMPUNG SAIBATIN


Pengantin Lampung Saibatin


Image result for baju adat lampung


Masyarakat adat Lmapung Saibatin sering disebut sebagai Lampung pesisir, karena kebanyakan dari mereka mendiami wilayah sepanjang pantai timur, selatan dan barat. Agama islam yang masuk dari Banten, berpengaruh besar di wilayah ini, sehingga dapat dikatakan tingkat masyarakat sudah tidak terlalu berpengaruh. Baju pengantin Saibatin memiliki perbedaan yang cukup besar dengan Lampung,salah satunya dari segi warna.

Bila pengantin pepaduan didominasi warna putih, pengantin adat Saibatin didominasi oleh warna merah. Siger yang dikenakan oleh pengantin wanita Saibatin berbeda dengan pengantin wanita Pepadun, dengan lekukan tajam berjumlah tujuh buah. Pengantin wanita mengenakan kebaya panjang merah bintang tabur dan tapik cucuk handak, selempang jungsarat disampirkan di bahu kanan, dan sebagai pengencang di pinggang dikenakan bubuduk. Di dada dipasangkan beberapa kalung seperti gajah minung, berputaran, papan jajar. Gelang burunng layang di lengan dan gelang geruncung, caro Mekah dan bibit di pergelangan tangan.

Sementara pengantin pria mengenakan jas tertutup bunga dan celana panjang merah, dengan kain sinjang rumpak dikenakan sebagai satung dari pinggang hingga lutut, serta selempang jungsarat disampirkan di bahu kanan. sebagai penutup kepala, dikenakan ikat pujuk ketupang, terapang/ keris disematkan di pinggang dan kalung gajah minong, berputuran, papan jajar di dada, tak ketinggalan juga gelang burung dikenakan di lengan kiri dan kanan.

BAJU PENGANTIN PEPADUN ABUNG UTARA

Pengantin Pepadun Abung Utara


 Image result for baju adat lampung



Mewah sekaligus unik, mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan busana pengantin Lampung pepadun abung Utara. Seperti layaknya busana pengantin Yogya Paes Ageng yang mengenakan dodotan, busana adat daerah ini juga mengenakan kain tapis dewosano yang dililit mulai dari dada hingga pinggang sebagaimana memakai kemben dari pinggang ke bawah dililit kain tapis Jungsarat. 

Selendang sebagai disampirkan dari kiri ke kanan, dan selendang andak dari kanan Kediri. Agar kedua selendang dapat dilihat rapi dikenakan ikat pinggang yang kemudian dilapis dengan bulu seratte (pending) di pinggang. 
Salah satu persamaan yang dimiliki oleh setiap golongan suku yang tergabung dalam kelompok adat pepadun adalah dominasi warna putih. Kali ini selain selendang putih, pada bahu pengantin wanita juga disampirkan bebe atau penutup dada warna putih yang terbuat dari sulam usus. 

Perhiasan yang dikenakan mulai dari kepala, yaitu Siger serta penekan kedak yang dikenakan di dahi, tepat di bawah Siger, juga Subang giwiri di telinga. Buah jukum takkal yang berbentuk seperti rantai dipasang menyilang di bahu kiri dan kanan, dilengkapi dengan kalung papan Jajar Sabik Dinar, Sabik buluh, sabar itu. Gelang burung garuda dan gelang ruwi durian dikenalkan di lengan, sementara pergelangan tangan mengenakan gelang bibit dan gelang caro Mekah. Tak ketinggalan buah manggus yang harus dipegang. Menurut sejarah, buah manggus merupakan tempat menyimpan kunci.


RAGAM BAJU ADAT LAMPUNG


Ragam Baju Adat Lampung

Image result for baju adat lampung  Image result for baju adat lampung  Image result for baju adat lampung



Penduduk Lampung merupakan masyarakat yang multinasional. Lokasinya yang strategis memungkinkan daerah ini ditempati oleh pendatang dari berbagai daerah di Sumatera dan Jawa. Hingga dapat dikatakan jumlah penduduk asli Lampung sekarang ini hanya sekitar sepertiga jumlah total keseluruhan penduduk Lampung. 

Masyarakat asli Lampung sendiri terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu Pepadun dan Saibatin. Masyarakat Lampung yang beradat Pepadun dapat digolongkan lagi menjadi:Abung Siwo Mego(Abung Sembilan Marga), Tulang Bawang Mego Pak(Tulang Bawang Empat Marga), Pubian Telu Suku(Pubian Tiga Suku), Buay Lima Way Kanan(Way Kanan Lima Kebuayan), Sungkay Bunga Mayang. Sementara masyarakat adat Saibatin digolongkan menjadi: Paksi Pak Sekala Brak(Sekala Brak Empat Paksi), Krui Marga Pitu(Krui Tuju Marga), Komring Buay Lima(Komring Lima Kebuayan), Peminggir Semaka, Melinting.

Baik kelompok adat Pepadun maupun Saibatin memiliki keunikan masing-masing dari segi adat istiadat, maupun busana, juga tata cara melangsungkan pernikahan atau gawai adat. Bahkan di antara suku perpaduan pun terdapat sedikit perbedaan dalam hal busana pengantin, meski tidak terlalu signifikan. 

Sebagai daerah yang dikenal sebagai penghasil kain tapis, kain tenun bersulam emas, pada setiap upacara adat seperti pernikahan, tapis yang dipenuhi sulaman benang emas menjadi kelengkapan busana adat Lampung. Sementara itu memperindah tampilan, beragam aksesoris dikenakan yang semuanya terbuat dari emas. Baju pengantin wanita terlihat mewah dipenuhi warna kuning keemasan, mulai dari kepala sampai kaki.

Di kepala mempelai wanita mengenakan Siger, yaitu mahkota yang berbentuk seperti tanduk dari lempengan Kuningan yang ditata hias titik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah 9 lekukan di bagian depan dan belakang dan setiap lekukan diberi hiasan bunga cemara Puncak Siger diberi hiasan serenja bulan, atau kembang hias berupa mahkota berjumlah 1 hingga 3 buah, dimana memiliki lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam di bagian atas, serta berhiaskan bunga yang dibuat dari Kuningan yang ditatah.


1.Pengantin PepaduN Abung Utara

Image result for baju adat lampung    

2.Pengantin Lampung Saibatin

Image result for baju adat lampung

3.Pengantin Lampung Pepadun

Image result for baju adat lampung

Monday, January 8, 2018

BAJU PENGANTIN ADAT LAMPUNG DAN BAJU UPACARA ADAT LAMPUNG

BAJU PENGANTIN ADAT LAMPUNG

Baju pengantin adat Lampung lebih megah dan indah dari pada pakaian adat lainnya. Hal ini berkaitan dengan kesakralan upacara tersebut. Warna keemasan yang mengesankan keagungan seorang raja dan ratu yang paling dominan. Mempelai wanita memakai pakaian yang terdiri atas siger (mahkota), sesapur (baju), bulu serti (ikat pinggang), mulan temanggal (hiasan dada), buah jukum (kalung dari untaian bunga). Mempelai wanita juga memakai gelang burung (hiasan lengan kanan dan kiri), bebe (sulaman kain halus dan berlubang), gelang kana dan gelang arab (gelang lengan atas dan bawah), serta selop beludru berwarna hitam sebagai alas kaki. 

Mempelai pria adat Lampung memakai kopiah emas (penutup kepala), sesapur (penutup badan) berwarna putih dan berlengan panjang, celanou (celana), tapis bersulam benang emas penuh (ikat pinggang), silang limar (selendang bersulam benang emas penuh pada bagian dada). Mempelai pria juga memakai gelang bludru dan gelang kana yan dipasang pada bagian lengan, serta perlengkapan lainnya sebagaimana yang dikenakan mempelai wanita.


BAJU UPACARA ADAT LAMPUNG

Dalam acara ritual adat Lampung, kaum laki-laki memakai baju yang terdiri atas kekat akkin (ikat kepala yang dipakai pada waktu mengiringi pengantin), kawai kemija (kemeja yang dipakai dengan kain dan peci saat upacara adat), dan selikap (selendang mahal yang dipakai menghadiri upacara atau saat ibadah ke masjid).

Kaum perempuan adat lampung mengenakan baju yang terdiri atas kawai/ kebayou (kebaya untuk wanita yang baru menikah), senjang/ cawo (baju bawahan dari kain tipis bertahta sulamanemas), dan belatung buwok (sanggul berhiaskan kembang goyang saat menghindari upacara adat).


Sunday, January 7, 2018

BAJU ADAT SEHARI-HARI MASYARAKAT LAMPUNG

Baju Adat Sehari-Hari Masyarakat Lampung




Baju adat Provinsi Lampung terbagi menjadi dua, antara lain baju adat sehari-hari dan baju upacara adat.
Di sini kami akan membahas mengenai baju adat sehari-hari masyarakat Lampung.

Pakaian Adat Sehari-Hari Masyarakat Lampung
Baju adat sehari-hari merupakan jenis baju yang dipakai masyarakat Lampung dalam aktifitasnya sehari-hari. Dalam kehidupan adat sehari-hari, kaum pria lampung memakai baju yang meliputi:
-kikat (ikat kepala)
-kopiah/ ketupung (penutup kepala kaum muda laki-laki)
-kawai (baju penutup badan/ jas)
-senjang (kain penutup bagian bawah)
-celanou (celana pendek atau panjang)
-bebet (pengikat senjang dengan selanou)
-dan selikap (selendang).

Kaum wanita Lampung dalam kesehariannya memakai pakaian yang terdiri atas:
-kanduk/kakambut/kudung (penutup kepala)
-lawai kurung (baju penutup badan)
-senjang/cawo (pakaian penutup bagian bawah)
-setagen (pengikat lawai kurung dengan senjang/ cawo)
-tuguk jung sarat dan selikap balak (selendang sutra)
-selambak/ rattai galah (kalung)
-kelai pungew (gelang)
-alali (cincin)
-serta kalai kukut (gelang kaki).



Friday, January 5, 2018

Baju Adat Lampung Wanita

Baju Adat Lampung Wanita

Pakaian Adat Lampung



Pakaian Adat Lampung adalah peninggalan budaya Lampung yang sangat khas dan memiliki nilai seni yang tinggi. Pakaian adat ini sering digunakan para pengantin sebagai simbol kebesaran budaya Lampung. Pakaian ini juga kadang digunakan dalam pertunjukan seni tari daerah Lampung, seperti tari sembah, tari bedana, dan lain sebagainya.

BAJU ADAT LAMPUNG WANITA

Baju pengantin wanita adat Lampung tidak begitu berbeda dengan pakaian lai-lakinya. Sesapuran, khitat akhir, sarung rumpai (tapis) juga terdapat pada baju pengantin wanita ini. Akan tetapi, pada wanita terdapat perlengkapan-perlengkapan lain yang menambah nilai filosofis dan estetis di antaranya selappai, bebe, katu tapis dewa sano. Selappi adalah baju tanpa lengan dengan tepi bagian bawah berhias rumbai ringgit, bebe adalah sulaman benang satin berbentuk bunga teratai yang mengambang, sedangkan katu tapis dewa sano adalah rumpai ringit juga jarak. Meski pakaian adat Lampung untuk wanita terkesan sederhana, akan tetapi ada cukup banyak aksesoris yang harus dikenakan. Diantaranya siger, seraja bulan, peneken, selapi siger, subang, kembang rambut, serta berbagai perhiasan leher dan dada.

1. Siger adalah mahkota emas khas yang dikenakan di kepala pengantin wanita. Mahkota ini melambangkan keagungan adat budaya Lampung. Siger memiliki 9 ruji, menandakan bahwa ada 9 sungai besar yang terdapat di Lampung, yaitu Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Sunkai. Way Abung Pareng, Waay Tulang Bawang, Way Kanan, dan Way Mesuji.

2. Seraja Bulan adalah mahkota kecil beruji 3 yang terletak di atas siger dengan jumlah sebanyak 5 buah. Aksesoris pakaian adat Lampung ini memiliki filosofi sebagai pengingat bahwa dahulu ada 5 kerajaan yang sempat berkuasa di Lampung, yaitu kerajaan ratu dibelalau, ratu dipunggung, ratu dipemangilan, dan ratu darah putih. Selain itu, seraja bulan juga bisa melambangkan 5 falsafah hidup masyarakat adat Lampung, diantaranya piil pesengiri (rasa harga diri), nemui nyimah (terbuka tangan), nengah nyappur (hidup bermasyarakat), juluk adek (bernama bergelar), dan sakai sembayan (gotong royong).

3. Subang adalah perhiasan yang digantungkan diujung daun telinga. Subang biasanya berbentuk menyerupai buah kenari dan terbuat dari bahan emas. pada subang terdapat beberapa kawat kuning bulat lonjong yang berfungsi sebagai sangkutan umbai-umbai.

4. Beberapa Perhiasan Leher dan Dada yang terdapat dalam pakaian adat Lampung antara lain kalung buah jukum, kalung ringit, dan kalung papanjajar. Kalung papanjajar adalah kalung dengan gantungan  3 lempengan siger kecilatau perahu yang menjadi simbol kehidupan baru bagi para pengantin, kalung ringit adalah kalung dengan aksesoris buah uang ringit, sedangkan kalung buah jukum adalah kalung berbentuk menyerupai buah jukum yang dirangkai sebagai simbolis agar mereka segera mendapat keturunan.

5. Perhiasan Pinggang dan Lengan berupa selempang pinang yang digantungkan menlintang dari bahu ke pinggang menyerupai bunga serta bulu serti sebuah ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berwarna merah berhias kelopak bunga dari kuningan. perhiasan lengan berupa beragam jenis gelang seperti gelang burung, gelang kano, gelang bibit, dan gelang duri.

Baju Adat Lampung Laki-Laki

Baju Adat Lampung Laki-laki

Lampung adalah provinsi paling selatan yang ada di pulai sumatera. Letaknya yang berdekatan dengan pulau jawa. ada banyak suku bangsa yang tinggal di provinsi ini, diantaranya suku jawa, sunda, bali, dan suku lampung sendiri.
Salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini yang masih sering kita jumpai yakni baju adat lampung.
Oleh sebab itu, provinsi Lampung sangat kaya unsur kebudayaan, serta baju adatnya. baju adat lampung yang dimiliki ke unikan tersendiri untuk itu kali ini saya akan membahas tentang baju adat lampung. Berikut penjelasannya:

PAKAIAN ADAT LAMPUNG

pakaian adat lampung pepadun

Pakaian adat lampung brnama Tulang Bawang Kendati mempunyai penduduk dari suku yang heterogen, kebudayaan masyarakat asli Lampung masih dilestarikan hingga masa kini. salah satu warisan budaya tersebut yang saat ini masih dapat kita lihat yakni Baju adat Lampung. 
Baju adat lampung adalah warisan dari budaya Lampung yang sangat khas dan mempunyai nilai seni sangat tinggi. Baju adat ini biasa digunakan untuk acara nikahan, tari sebagai simbol penghormatan budaya lampung.

PAKAIAN ADAT LAMPUNG DAERAH PESISIR
pakaian adat lampung daerah pesisir
Di Provinsi Lampung sendiri baju adat Lampung terbagi menjadi dua adat, yakni Baju Adat Lampung Saibatin dan Baju Adat Lampung Pepadun. Baju tradisional Lampung jika dicermati dengan seksama terdapat perbedaan baju adat pepadun dan baju adat saibatin.
Namun, pada dasarnya masih terdapat kemiripan yakni menggunakan kain tapis yang dihiasi dengan logam kuningan yang memperindah dan membuatnya terkesan mewah.Baju adat lampung ini sampai sekarang masih diwariskan dan banyak digunakan pada acara pernikahan (sebagai baju pengantin) dan kadang juga digunakan dalam pertunjukan seni tari daerah lampung, seperti Tari Bedana dan Tari Sembah.Suku Saibatin adalah suku di provinsi lampung yang mendiami daerah pesisir lampung yang membentang luas dari timur, selatan hingga barat , wilayah suku Saibatin (pesisir) mencakup Lampung timur, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran. Tanggamus, serta Lampung Barat.
BAJU ADAT LAMPUNG LAKI-LAKI BESERTA KETERANGANNYA
pakaian lampung
Baju/pakaian adat laki-laki suku Lampung umumnya terkesan sederhana, yakni berupa lengan panjan berwarna putih, celana panjang hitam, sarung tumpal, sesapuran dan khika akhir. Mengenai Sarung Tumpal yakni kain sarung khas dari Lampung yang ditenun dengan menggunakan benang emas. Sarung ini dipakai di luar celana, panjangnya mulai dari lutut hingga pinggang. Setelah sarung, adalah khikat akhir atau selendang bujur sangkar dikenakan dengan melingkarkan ke pundak menutupi bahu. Baju adat untuk pengantin laki-laki suku Lampung dilengkapi dengan beragam aksesoris, pernik perhiasan. Setidaknya terdapat delapan perhiasan yang umumnya dikenakan oleh pengantin laki-laki. Pernik perhiasan tersebut diantaranya seperti kopiah emas berujim perhiasan leher berupa kalung, perhiasan pinggang, perhiasan dada, serta perhiasan lengan.