Monday, January 29, 2018

PERHIASAN TRADISIONAL ADAT LAMPUNG

PERHIASAN TRADISIONAL ADAT LAMPUNG


Salah satu parameter ketinggian budaya suatu suku bangsa dapat dilihat dari tingkat kemajuan seni kriyanya. Perwujudan dari perkembangan seni kriya tersebut dapat dilihat dari keterampilan dalam membuat busana dan aksesoris perhiasan tradisional.

Ciri khas yang tercermin dari bentuk, motif ornamen, dan makna simbolik yang terkandung di dalam aksesoris tradisional menunjukkan tingkat perkembangan kebudayaan suku bangsa tersebut. Masyarakat Lampung secara turun-temurun telah mewarisi keterampilan yang maju dalam pembuatan aksesoris tradisional khas daerahnya.

Fungsi estetika dari aksesoris atau perhiasan adalah untuk memperindah penampilan pemakainya. Selain estetika, aksesoris tradisional memiliki fungsi sosial, memberi ciri terhadap stratifikasi atau status sosial si pemakainya di tengah masyarakat. Di samping itu, aksesoris tradisional juga memiliki fungsi simbolik. Aksesoris yang dikenakan memberikan pesan tersirat dan makna simbolik tertentu, khususnya dalam ritual adat. Dari ketiga fungsi tersebut, aksesoris tradisional Lampung memiliki karakter yang lebih menonjol dalam fungsi sosial serta fungsi simboliknya.



PERHIASAN PRIA LAMPUNG

SIGOKH



Merupakan mahkota khas Lampung yang merupakan simbol keagungan Budaya Lampung yang dikenakan oleh Kebayan (Pengantin) dan Bangsawan Lampung. Sigokh yang dikenakan oleh Pria Lampung berarti juga melambangkan hirarki seseorang didalam Adat. Dalam Addat Saibatin, Sigokh pada Pria dikenakan oleh mereka yang beradoq Radin, Minak, Kimas, dan Mas yang mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sedangkan bagi Bangsawan Lmpung Saibatin Suttan juga para Raja dan Batin mengenakan mahkota yang disebut Tungkus yang masing-masing juga mempunyai ciri yang berbeda. Sigokh dikenakan saat Tayuhan seperti Pernikahan dan acara Adat lainnya. Bentuk Sigokh adalah merupakan manifestasi dari Garuda yang sedang mengepakkan sayapnya.

Perhiasan Dada
Perhiasan dada berupa perhiasan yang dikenakan dileher hingga sebatas pinggang.
Kalung Papan Jajar, yaitu kalung pada bagian depan menyerupai lempengan siger kecil atau perahu yang bersusun dengan jumlah 3 buah dengan ukuran yang berbeda. Makna yang terkandung adalah merupakan symbol dari kehidupan yang baru yang akan mereka arungi dan dilanjutkan secara turun temurun.

Kalung Buah Jukum yaitu bentuk buah jukum yang dirangkai menjadi kalung. Melambangkan agar mereka mendapat keturunan.
Perhiasan dada, yaitu selempeng jenis perhiasan kalung yang digantung melintang dari bahu hingga pinggang. Yaitu selempang pinang (kalung panjang yang terdiri dari buah yang menyerupai bunga).
Perhiasan Lengan
Perhiasan lengan dan tangan Perhiasan ini adalah sejenis perhiasan yang umumnya dikenakan pada lengan atas siku dan pergelangan tangan, yang dipakai adalah:
Gelang Burung, bentuk gelang pipih bagian atas agak lebar dan ditempel gambar burung garuda yang sedang terbang. Burung garuda bagi masyarakat lampung bermakna dan sangat tinggi yaitu lambang dunia atas, selain itu kendaraan bagi kedua mempelai dalam mengarungi kehidupan yang panjang dalam kehidupan kekerabatan. Dipakai pada lengan kiri dan kanan di bagian paling atas.
Gelang Kano, bentuk gelang nyerupai ban, bagian tengah menyudur. Gelang kano di pakai dibagian kiri dan kanan dibawah gelang burung garuda yang maknanya menyimbolkan setelah berkeluarga diharapkan dapat membatasi perbuatanya dan berusaha berbuat baik.

Gelang Bibit yang dipakai di lengan kiri dan kanan dibawah gelang kano. Makna simbolnya adalah agar mendapatkan keturunan yang baik dan kelak menjadi suri tauladan bagi keturunanya.

PERHIASAN WANITA LAMPUNG


(Siger, Sigokh) adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warnja emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya. Pada zaman dahulu, siger dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung tidak hanya sebagai mahkota pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.
  • Siger Saibatin
  • Siger Pepadun
  • Siger Tuha

Perhiasan Dada
Kalung Papanjajar adalah kalung bagian depan menyerupai lempengan siger keil atau perahu bersusun yang disusun kebawah yang berjualan tiga buah dengan ukuran yang berbeda. Makna simbolisnya adalah merupakan dari simbol kehidupan baru yang akan mereka arungi dan akan dilanjutkan secara turun temurun.
Kalung Ringit/Dinar, kalung bagian muka berupa uang ringit sebanyak sembilan buah.
Kalung Buah Jukum, adalah bentuk menyerupai buah jukum yang dirangkai menjadi kalung. Makna simbolisnya agar mereka mendapat keturunan.
Perhiasan Lengan
Perhiasan tangan/lengan yang dipakai pengantin wanita sama dengan yang dipakai pengantin laki laki. Begitu juga dengan fungsi dan maknanya gelang burung, gelang kano, gelang bibit, dan gelang duri/durian/arap, hanya saja pada pengantin wanita memegang buah mangis.

1 comments: